Cara Kerja Kereta Cepat – Transportasi Masa Depan yang Ramah Lingkungan

Jadwal Kereta – Kereta cepat adalah salah satu jenis transportasi yang menarik perhatian banyak orang di dunia. Kereta cepat mampu melaju dengan kecepatan yang sangat tinggi, mencapai ratusan kilometer per jam, bahkan ada yang bisa lebih dari 600 km/jam.

Kereta cepat juga menawarkan kenyamanan, keamanan, dan efisiensi energi yang tinggi. Namun, bagaimana cara kerja kereta cepat? Apa saja teknologi yang digunakan untuk membuat kereta cepat bisa melesat dengan cepat dan stabil?

Artikel ini akan menjelaskan secara lengkap dan mudah dipahami tentang cara kerja kereta cepat. Yuk, simak penjelasannya!

Daftar Isi

Apa itu Kereta Cepat?

Cara Kerja Kereta Cepat

Sebelum membahas cara kerja kereta cepat, mari kita mengenal dulu apa itu kereta cepat.

Jadi, Menurut Persatuan Internasional Kereta Api (International Union of Railways), kereta cepat adalah kereta yang mampu bergerak sejauh minimal 200 km dalam waktu satu jam di jalur rel lama, atau sejauh minimal 250 km dalam waktu satu jam di jalur rel baru.

Artinya, kecepatan minimal kereta cepat adalah 200-250 km/jam. Namun, ada juga kereta cepat yang bisa melampaui kecepatan itu, bahkan mencapai rekor dunia.

Salah satu kereta cepat yang terkenal di dunia adalah Shinkansen, yang berasal dari Jepang. Shinkansen adalah kereta cepat pertama di dunia yang beroperasi sejak tahun 1964.

Shinkansen memiliki kecepatan maksimal 320 km/jam untuk layanan komersial, dan 443 km/jam untuk layanan uji coba. Shinkansen juga memiliki desain yang aerodinamis, sehingga dapat mengurangi hambatan udara dan meningkatkan efisiensi bahan bakar.

Selain Shinkansen, ada juga kereta cepat lain yang berasal dari berbagai negara, seperti TGV dari Prancis, ICE dari Jerman, CRH dari Cina, KTX dari Korea Selatan, dan lain-lain. Masing-masing kereta cepat memiliki keunggulan dan karakteristik tersendiri, baik dari segi desain, teknologi, maupun layanan.

Harga Tiket dan Jadwal Kereta Api Tegal Bahari

Bagaimana Cara Kerja Kereta Cepat?

Kereta cepat bekerja dengan menggunakan prinsip induksi elektromagnetik, yaitu fenomena di mana medan magnet dapat menghasilkan arus listrik, dan sebaliknya. Secara sederhana, cara kerja kereta cepat dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Tegangan dan Pasokan Listrik

Kereta cepat mendapatkan pasokan listrik dari saluran udara (overhead catenary system) yang terhubung dengan gardu induk. Saluran udara ini memiliki tegangan sebesar 25.000 volt AC (arus bolak-balik) atau 1.500 volt DC (arus searah), tergantung dari jenis kereta cepatnya.

2. Pantograf

Kereta cepat menggunakan alat bernama pantograf untuk menyalurkan listrik dari saluran udara ke kereta. Pantograf adalah alat berbentuk segitiga yang terpasang di atas kereta dan dapat naik turun sesuai dengan ketinggian saluran udara. Pantograf memiliki ujung yang terbuat dari karbon yang dapat menghantarkan listrik dengan baik.

3. Traksi

Listrik yang masuk ke kereta kemudian dialirkan ke motor traksi, yaitu motor listrik yang berfungsi untuk menggerakkan roda kereta. Motor traksi ini terletak di bawah kereta dan terhubung dengan roda melalui sistem transmisi. Motor traksi ini dapat mengubah listrik menjadi energi mekanik yang dapat memutar roda kereta.

4. Kontroler Sebagai Pengatur Kecepatan

Untuk mengatur kecepatan dan arah gerak kereta, kereta cepat menggunakan alat bernama kontroler, yaitu alat yang dapat mengubah besar kecilnya arus listrik yang masuk ke motor traksi. Kontroler ini dioperasikan oleh masinis yang bertugas mengemudikan kereta. Kontroler ini memiliki beberapa posisi, yaitu off, series, parallel, dan shunt.

Posisi off berarti tidak ada arus listrik yang masuk ke motor traksi, sehingga kereta berhenti. Posisi series berarti arus listrik yang masuk ke motor traksi dibagi menjadi dua bagian yang sama besar dan dialirkan secara seri (berurutan), sehingga kereta bergerak dengan kecepatan rendah.

Posisi parallel berarti arus listrik yang masuk ke motor traksi dibagi menjadi dua bagian yang sama besar dan dialirkan secara paralel (bersamaan), sehingga kereta bergerak dengan kecepatan tinggi.

Posisi shunt berarti arus listrik yang masuk ke motor traksi dialirkan secara langsung tanpa pembagian, sehingga kereta bergerak dengan kecepatan maksimal.

5. Pengubah Arah , reverser

  • Untuk mengubah arah gerak kereta, kereta cepat menggunakan alat bernama reverser, yaitu alat yang dapat membalikkan kutub positif dan negatif dari arus listrik yang masuk ke motor traksi. Reverser ini juga dioperasikan oleh masinis dan memiliki dua posisi, yaitu forward dan reverse. Posisi forward berarti arus listrik yang masuk ke motor traksi sesuai dengan kutub aslinya, sehingga kereta bergerak maju. Posisi reverse berarti arus listrik yang masuk ke motor traksi dibalikkan kutubnya, sehingga kereta bergerak mundur.

Kereta Cepat Jakarta Bandung , Stasiun dan Jadwalnya

Apa Saja Teknologi dan Sistem yang Terlibat dalam Pengoperasian Kereta Cepat?

Selain pantograf, motor traksi, kontroler, dan reverser, ada beberapa teknologi dan sistem lain yang terlibat dalam pengoperasian kereta cepat, antara lain:

Pengereman

Kereta cepat menggunakan dua jenis sistem pengereman, yaitu rem udara dan rem listrik. Rem udara adalah rem yang menggunakan tekanan udara untuk menghentikan kereta.

Rem udara ini terdiri dari kompresor, pipa udara, katup, dan silinder rem yang terpasang di setiap roda. Rem listrik adalah rem yang menggunakan prinsip induksi elektromagnetik untuk menghentikan kereta. Rem listrik ini terdiri dari generator, resistor, dan motor traksi yang berfungsi sebagai rem.

Rem listrik ini dapat mengubah energi kinetik kereta menjadi energi listrik yang kemudian disalurkan ke resistor untuk dibuang sebagai panas. Rem listrik ini lebih hemat energi dan tidak menghasilkan gesekan yang dapat merusak roda kereta.

Persinyalan

Kereta cepat menggunakan sistem persinyalan tertutup untuk mengatur lalu lintas kereta di jalur rel. Sistem persinyalan tertutup adalah sistem yang menggunakan komputer dan sensor untuk memberikan informasi kepada masinis tentang kondisi jalur rel di depannya, apakah aman atau tidak untuk dilalui. Sistem persinyalan tertutup ini memiliki beberapa keuntungan, yaitu:

  • Meningkatkan kapasitas jalur rel, karena kereta dapat berjalan dengan jarak yang lebih dekat tanpa mengorbankan keselamatan.
  • Meningkatkan kecepatan kereta, karena kereta dapat beradaptasi dengan kondisi jalur rel yang berubah-ubah, seperti tikungan, tanjakan, atau turunan.
  • Meningkatkan keandalan kereta, karena kereta dapat mendeteksi dan menghindari gangguan atau kerusakan pada jalur rel, seperti benda asing, rel patah, atau sinyal rusak.

Komunikasi

Sistem Komunikasi Pada Kereta cepat berfungsi untuk berhubungan antara masinis, petugas stasiun, dan pusat kendali. Sistem komunikasi ini terdiri dari radio, telepon, dan interkom yang terpasang di dalam kereta, stasiun, dan pusat kendali.

Radio digunakan untuk berkomunikasi antara masinis dengan pusat kendali, yang dapat memberikan informasi tentang jadwal, kondisi jalur, atau instruksi khusus.

Telepon digunakan untuk berkomunikasi antara petugas stasiun dengan pusat kendali, yang dapat memberikan informasi tentang jumlah penumpang, keberangkatan, atau keadaan darurat.

Interkom digunakan untuk berkomunikasi antara masinis dengan petugas stasiun atau penumpang, yang dapat memberikan informasi tentang tujuan, pemberhentian, atau pengumuman lainnya.

Demikianlah penjelasan tentang cara kerja kereta cepat. Semoga artikel ini dapat menambah wawasan Anda tentang transportasi masa depan yang ramah lingkungan. Jika Anda memiliki pertanyaan, saran, atau kritik, silakan tulis di kolom komentar di bawah ini. Terima kasih telah membaca artikel ini sampai habis.